- Judul: デンキ街の本屋さん (Denki-gai no Honya-san)
- Judul Alternatif: Denki-gai;
- Tipe: TV (Oktober 2014)
- Genre: Comedy; Romance;
- Episode: 12
- Rating: Mild Violence and Mild Eroticism (Suggestive Themes)
- Sinopsis:
Di
tengah-tengah kota tempat penjualan barang-barang elektronik Denki-gai,
terdapat toko buku Uma no Hone yang khusus menjual manga. Bekerja di
sana adalah Umio si pemuda otaku, Sommelier yang pendiam namun banyak
tahu, Sensei si penulis doujin manga, Hio-tan yang polos, Fu-Girl
si gadis penggemar zombie, dan Kameko yang senang memotret. Dengan
arahan dan bimbingan dari Kantoku, setiap hari mereka menghadapi
berbagai macam tantangan demi memastikan bahwa semua manga dapat sampai
kepada para pembacanya.
Review:
- Cerita (Plot, Storyline, Storytelling, dll):
Walaupun kecil
kemungkinan anime ini akan membosankan berkat jenis lelucon yang begitu
bervariasi, mulai dari ala komedi-romantis hingga yang paling tidak
masuk akal, kualitas komedinya sendiri termasuk biasa-biasa saja.
Sebagian lelucon memang bisa mengundang tawa, tetapi sebagiannya lagi
masih belum cukup efektif. Namun, meski demikian, anime ini ternyata
kemudian berhasil mencapai hal yang lain. Menggunakan komedi sebagai
media, dia mampu memperkenalkan budaya otaku, khususnya untuk industri
manga, secara halus -- lumayan komprehensif, tetapi tidak pernah terlalu
teknis. Memperlihatkan ketekunan yang dibutuhkan oleh seorang mangaka (atau seseorang yang ingin menjadi mangaka)
melalui gurauan-gurauan seputar gaya hidup Sensei, memberitahukan
berbagai genre pada manga ketika Kantoku bermain-main dengan para
staff-nya -- memang masih butuh ketelitian untuk membedakan yang mana
yang bohongan dan yang mana yang berdasarkan kenyataan, tetapi anime ini
penuh dengan informasi-informasi mendetil yang akan memudahkan siapapun
untuk setidaknya membayangkan seperti apa dunia yang dihuni oleh para
otaku.
- Audio Visual (Art, Animasi, Voice Acting, dll):
Komedinya
memang biasa-biasa saja, tetapi dalam hal penyajian, audio visual di
anime ini sanggup menciptakan atmosfer jenaka secara terus-menerus.
Kombinasi yang baik antara animasi dan desain karakter menjadikan semua
tingkah laku para tokoh anime ini seketika terlihat lucu, sementara voice-acting yang
luar biasa sukses mendeskripsikan kepribadian aneh mereka
masing-masing. Alhasil, meski tidak selalu bisa memenuhi harapan, anime
ini juga tidak pernah terasa mengecewakan.
- Karakter:
Lebih banyak
digunakan hanya untuk mewakili berbagai kebiasaan dan situasi di dalam
dunia otaku, para tokoh di anime ini akhirnya tidak punya cukup keunikan
tersendiri. Bahkan, semua karakter mereka secara garis besar dapat
disimpulkan ke dalam satu tipe yang sama, yaitu bersemangat saat bicara
tentang atau melakukan hal-hal yang mereka sukai, tetapi sangat pemalu
ketika menyangkut hubungan dengan orang lain. Hal ini menunjukkan bahwa
tokoh-tokoh tersebut benar-benar dipersiapkan cuma sebagai alat tanpa
pernah dimaksudkan memiliki kepribadian sendiri. Ironi dari dua sifat
yang berlawanan pada diri mereka memang mampu melahirkan suasana
komedi-romantis yang agak berbeda, tetapi fungsinya hanya sampai di situ
-- membuat anime ini tampak berbeda, dan bukan sebagai suatu identitas.
Dengan kata lain, para tokoh ini tidak memiliki cukup individualitas
untuk dapat dianggap menggambarkan orang-orang yang menghuni dunia
otaku. Mereka tidak lebih daripada sekumpulan pola, yang jika disatukan
akan segera terlihat menyenangkan, tetapi bila dipisahkan mereka tidak
akan berarti banyak.
- Overall Score: