- Judul: 電波教師 (Denpa Kyoushi)
- Judul Alternatif: Ultimate Otaku Teacher; He is an Ultimate Teacher;
- Tipe: TV (April 2015)
- Genre: Comedy;
- Episode: 24
- Rating: Mild Violence
- Sinopsis:
Meski
dikenal di seluruh dunia sebagai ilmuwan muda yang genius, Kagami
Junichirou sesungguhnya tidak pernah tertarik secara khusus dengan ilmu
sains. Dia hanya akan melakukan sesuatu yang saat itu ingin dia lakukan,
maka begitu lulus dari universitas, dia menolak ajakan bergabung dari
berbagai tempat penelitian ternama dan justru memilih menghabiskan
waktunya di rumah untuk menjalani kehidupan seorang otaku. Namun, karena
terus didesak oleh adiknya, Suzune, Junichirou akhirnya melamar bekerja
sebagai guru sekolah, dan setelah serangkaian insiden, dia kemudian
menjadi wali dari kelas Suzune di Ichou Gakuen.
Review:
- Cerita (Plot, Storyline, Storytelling, dll):
Barangkali
anime ini bermaksud menyajikan kisah penuh inspirasi melalui seorang
tokoh yang memecahkan berbagai masalah dengan cara berpikir yang tidak
ortodoks. Namun, karena storytelling yang asal-asalan, tujuan
tersebut akhirnya gagal tercapai. Penyebabnya adalah tidak lain sang
tokoh utama sendiri, Kagami Junichirou -- sikapnya yang tidak pasti dan
kecerdasannya yang terlalu dilebih-lebihkan berarti jalan cerita di
anime ini seringkali terkesan dipaksakan. Ketika suatu masalah
dimunculkan, daripada mengantarkan Junichirou untuk terlibat secara
alami di dalamnya, anime ini akan begitu saja mengganti karakternya yang
pada awalnya cuma mementingkan diri sendiri untuk tiba-tiba
mengkhawatirkan nasib orang lain. Atau dengan kata lain, hanya agar
ceritanya bisa terus berjalan, dia seenaknya mengubah salah satu faktor
penting di dalam cerita tanpa alasan yang jelas. Lalu, untuk
menyelesaikan masalah tersebut, Junichirou pada dasarnya mampu melakukan
apapun yang dia inginkan, kapanpun yang dia mau. Dia bukan secara
kreatif menemukan jalan keluar di antara rintangan-rintangan yang
menghalangi, yang tentu akan menginspirasi semua penonton untuk
melakukan hal yang sama, melainkan dia akan langsung menciptakan
aturannya sendiri, yang seolah hendak mengatakan bahwa cuma orang-orang
tertentu dengan keahlian khusus seperti dirinya yang akan dapat
menyelesaikan masalah. Menggunakan permainan catur sebagai analogi,
Junichirou tidak menggunakan strategi untuk secara perlahan membuka
pertahanan, tetapi dia akan segera mengirimkan Ratu miliknya untuk
menjatuhkan Ratu lawan. Kenapa itu bisa terjadi?--Hanya karena
Junichirou yang luar biasa cerdas mampu melakukannya. Ditambah lagi,
meski hal ini mungkin akan berbeda bagi masing-masing penonton, dengan
solusi yang selalu diharuskan sangat bernuansa otaku, anime ini sudah
terlanjur tampak terlalu konyol bahkan sebelum pesannya bisa dianggap
serius.
- Audio Visual (Art, Animasi, Voice Acting, dll):
Kualitas
animasinya sangat rendah. Pertanyaan yang mesti diajukan bukan lagi
seberapa bagus yang bisa diharapkan dari anime ini, melainkan seberapa
buruk yang masih dapat penonton tolerir. Sementara itu, dialog di antara
para tokohnya juga terasa begitu membosankan, baik ketika Junichirou
menjelaskan semua teorinya tentang hal-hal otaku maupun pada percakapan
mereka secara umum yang kaku bagaikan suatu formalitas. Meski memang
masih tetap ada satu atau dua ucapan yang cukup lucu, lebih sering anime
ini terdengar hanya seperti mengeluarkan bunyi-bunyian yang bermakna
kosong dan bernada monoton.
- Tokoh/Karakter:
Sebagaimana
yang telah disebutkan di atas, salah satu kelemahan terbesar pada anime
ini adalah karakter tokoh utamanya, Kagami Junichirou yang dapat
berubah dalam sekejap -- dari seseorang otaku yang bahkan tidak ingin
bekerja untuk membantu keuangan Suzune hingga mendadak menjadi seorang
guru yang bersedia melakukan segala hal untuk menghentikan bullying atas
muridnya, Kanou Minako. Bagaimana seseorang yang sangat tidak
bertanggung jawab tiba-tiba saja berubah menjadi seseorang yang begitu
bertanggung jawab? Apakah hanya karena Minako sedang berusaha mengejar
impian untuk menjadi Seiyuu sehingga Junichirou menganggapnya sebagai
bagian dari dunia otaku yang dia puja? Tapi ... mengapa? Marah ketika
sesuatu yang dia suka tidak dihargai adalah satu hal, sedangkan
menyelesaikan masalah orang lain sampai tuntas adalah hal yang sama
sekali berbeda. Anime ini coba menggunakan YD atau Yaritai Koto Shika
Dekinai sebagai alasan untuk menjelaskan perubahan karakter yang
mendadak tersebut, yaitu bahwa Junichirou melakukan sesuatu hanya ketika
dia ingin melakukannya, tetapi tanpa pernah ada keterangan bagaimana,
mengapa, dan kapan dia ingin melakukan sesuatu, alasan itu pun terdengar
cuma bagaikan sebuah omong kosong yang bodoh dan mengada-ada.
Lebih
buruknya lagi, para tokoh yang lain juga tidak menawarkan variasi
apapun pada anime ini. Mereka memang memiliki kisah pribadi yang cukup
menarik ketika pertama diperkenalkan, namun setelah itu, mereka akan
segera menjadi aksesori yang berfungsi hanya untuk mengisi layar agar
terlihat penuh. Padahal, mereka seharusnya tidak perlu demikian. Seperti
yang ditunjukkan oleh tokoh Tanaka Sachiko (alias Tenjouin Kisaki),
mereka sebenarnya mempunyai karakter dasar yang menghibur, dan kemudian
bersama dengan tokoh Momozono Makina serta Nanami Seijurou, mereka juga
ternyata mampu membentuk kombinasi yang baik untuk menghasilkan komedi
yang cukup efektif. Seandainya Junichirou didorong mundur agak sedikit
ke belakang, para tokoh ini mungkin saja bisa menjadikan anime ini lebih
menyenangkan, tetapi karena Junichirou diwajibkan selalu sebagai pusat
dari segala hal, mereka akhirnya bahkan tidak pernah punya kesempatan.
- Overall Score: