- Judul: 甘城ブリリアントパーク (Amagi Brilliant Park)
- Judul Alternatif: AmaBuri;
- Tipe: TV (Oktober 2014)
- Genre: Comedy; Supernatural;
- Episode: 13
- Rating: Mild Violence and Strong Eroticism (Occasional Nudity)
- Sinopsis:
Tiba-tiba
saja, Kanie Seiya diajak oleh gadis yang baru saja pindah ke
sekolahnya, Sento Isuzu, untuk berkencan di taman bermain Amagi
Brilliant Park. Namun, dia tidak seberuntung yang dia semula sangka.
Amagi Brilliant Park ternyata merupakan sebuah instalasi yang dibangun
oleh penduduk dari negeri sihir Maple Land untuk mengubah kegembiraan
orang-orang menjadi energi Animus yang mereka butuhkan untuk bertahan
hidup. Gagal memenuhi kuota jumlah pengunjung selama empat tahun
berturut-turut, mereka kini terancam kehilangan taman bermain tersebut
jika tetap tidak mampu mengumpulkan sekitar 250.000 orang dari jumlah
yang tersisa pada akhir bulan Juli tahun ini, maka maksud Isuzu yang
sesungguhnya adalah merekrut Seiya agar menjadi manajer dan menangani
Amagi Brilliant Park, sebab suatu pesan dari dewa mereka telah
menyebutnya sebagai sang penyelamat yang akan mengeluarkan mereka dari
masalah. Pada awalnya, Seiya sempat menolak tugas yang teramat berat
itu, tetapi setelah melihat bahwa Isuzu dan para pekerja lain di tempat
bermain tersebut benar-benar sudah nyaris putus asa, dia pun akhirnya
berubah pikiran dan memutuskan untuk coba membantu mereka.
Review:
- Cerita (Plot, Storyline, Storytelling, dll):
Setting anime ini sangat unik. Cerita yang terpusat pada sebuah theme park saja sudah merupakan sesuatu yang jarang ditemukan, menambahkan lebih lanjut bahwa theme park tersebut
sebenarnya adalah tempat bagi orang-orang dari dunia sihir semakin
menjadikan anime ini begitu menonjol di antara yang lain. Namun, sayang
sekali, hal yang sama tidak bisa dikatakan untuk ceritanya sendiri. Dia
sudah memulai dengan bagus berkat sebuah plot yang langsung jelas dan
tegas, tetapi ternyata anime ini tidak menjaga agar ceritanya senantiasa
berjalan mengikuti plot tersebut. Masalah-masalah yang muncul di setiap
episode tidak terhubung dengan baik, masing-masing seolah terjadi
secara terpisah dan tiba-tiba, dan penyelesaiannya pun bukan melalui
suatu proses analisa ataupun manajemen yang logis, maka meski masalah
utama seputar kurangnya jumlah pengunjung masih selalu relevan, para
tokoh anime ini tidak tampak benar-benar sedang berusaha menghadapinya.
Setelah dua episode awal, Seiya dan yang lain kemudian hanya seperti
bermain-main, sebelum kemudian mendadak kembali serius memikirkannya
pada dua episode akhir. Dari sisi komedi, kebebasan dari plot dasar
semacam ini memang memberi ruang kepada anime ini untuk menghadirkan
berbagai lelucon yang tidak terduga, tetapi jika dia juga bermaksud
menyajikan sebuah kisah rag-to-riches yang menggugah, nuansa perjuangan dan kerja keras di dalam ceritanya nyaris tidak terasa.
- Audio Visual (Art, Animasi, Voice Acting, dll):
Animasi
dan sinematografi yang baik mampu segera menunjukkan bagian yang lucu
dari suatu lelucon, sementara penulisan dialog serta voice-acting yang
bagus berhasil mengangkat keanehan karakter dari setiap tokoh.
Singkatnya, audio visual di anime ini sangat mendukung komedinya. Hanya
saja, barangkali karena terlalu percaya diri, terkadang animasinya akan
terkesan cenderung berlebihan. Gerakan yang mendetil biasanya merupakan
nilai plus, tetapi ada saat-saat ketika anime ini dengan sengaja
melebih-lebihkan gerakan tokohnya secara tidak perlu, seolah tidak punya
tujuan apa-apa kecuali sekadar untuk memamerkan kemampuannya dalam
animasi. Tentu saja, hal ini sama sekali tidak mengurangi kualitas
visual dari anime ini, tetapi pada saat yang sama, seharusnya dia bisa
lebih efisien.
- Karakter:
Tokoh-tokoh
khas seperti Moffle, Macaron, dan Tiramii merupakan kekuatan terbesar
anime ini. Bahkan, penonton akan lebih mungkin mengingat tentang mereka
di kemudian hari daripada anime ini sendiri. Digambarkan sebagai
penduduk dari negeri sihir yang bekerja di theme park, entah
bagaimana keberadaan mereka seketika terasa alami dan pas pada
tempatnya, tidak pernah tampak canggung sedikit pun, dan karakter mereka
yang pemarah, kasar, dan bahkan mesum sangat jauh berbeda dari apa yang
normalnya akan disangkakan pada tokoh-tokoh berwujud imut, begitu
kontras hingga rasanya mustahil untuk tidak meninggalkan kesan di dalam
benak. Hal ini bukan berarti bahwa anime ini memang piawai dalam
menyusun karakter para tokohnya -- sebagian tokoh sebaliknya justru
sangat mudah untuk dilupakan, apakah karena mereka terlalu umum ataukah
karena karakter mereka yang cenderung plin-plan, termasuk Kanie Seiya
yang terkadang akan segera peduli dengan kesulitan orang lain ketika dia
seharusnya memiliki sifat narsis yang lebih mementingkan diri sendiri
-- namun paling tidak, sudah terdapat cukup banyak tokoh menarik di
dalam anime ini untuk menjadikan setiap episodenya selalu menghibur.
- Overall Score:
Source : AOICasket