- Judul: デス・パレード (Death Parade)
- Judul Alternatif: -
- Tipe: TV (Januari 2015)
- Genre: Horror; Supernatural;
- Episode: 12
- Rating: Strong Violence and Strong Eroticism (Occasional Nudity)
- Sinopsis:
Jiwa
orang-orang yang baru saja meninggal dunia akan dibawa secara
berpasangan ke sebuah tempat mirip bar yang disebut Quindecim. Di sana,
seorang Saiteisha atau pengambil keputusan bernama Decim akan
mengharuskan mereka saling bertarung melalui suatu permainan, dan
kemudian berdasarkan permainan tersebut menentukan nasib mereka
selanjutnya, apakah dilahirkan kembali ke dunia ataukah justru selamanya
jatuh di dalam ketiadaan. Namun, meski selama ini mereka selalu
menjalankan tugas dengan patuh, lama-kelamaan muncul keraguan di antara
para Saiteisha sendiri jika metode yang mereka gunakan adalah cara yang
benar untuk menilai jiwa seorang manusia.
Review:
- Cerita (Plot, Storyline, Storytelling, dll):
Memang ada
drama yang kental pada kisah setiap tamu yang datang ke Quindecim, baik
pada sisi masa lalu mereka sendiri maupun pada sisi keputusan yang
diambil oleh para Saiteisha atas mereka, tetapi hampir tidak ada emosi
yang terasa darinya, atau paling tidak, tidak sebanyak yang diharapkan.
Pengungkapan semua tragedi dan ironi yang terdapat di dalamnya seolah
dipaksakan terjadi, sehingga kisah-kisah tersebut pun kemudian terkesan
sengaja terlalu didramatisir. Penyebab utamanya adalah karena tidak
pernah ada alasan yang masuk akal mengapa mereka mesti dinilai melalui
sebuah sistem semacam Quindecim, mengapa mereka diharuskan mengalami
kembali kehidupan mereka sekali lagi sebelum bisa dinilai. Bukan berarti
bahwa anime ini tidak berusaha memberi alasan, namun penjelasannya
bahwa seseorang tidak bisa dinilai hanya berdasarkan ingatan mereka
ketika hidup terdengar bagai omong kosong besar. Mungkin ada benarnya
bahwa rasa takut akan mengeluarkan sifat asli seorang manusia, tetapi
apakah dia tidak pernah merasakan takut selama hidupnya? Apakah anime
ini hendak mengatakan bahwa seseorang mampu menyembunyikan sifat aslinya
pada setiap detik di dalam hidupnya, dan oleh karena itu dia harus
dibuat takut di Quindecim? How absurd! Siapapun tentu akan segera
setuju bahwa membaca sebuah buku secara tuntas akan mengungkap nilai
sesungguhnya dari buku tersebut daripada hanya membaca satu bab
tertentu, maka para Saiteisha juga seharusnya dapat menilai seseorang
jauh lebih baik berdasarkan ingatan mereka daripada sesuatu yang
berlangsung selama hanya beberapa menit atau jam, dan itu berarti,
Quindecim sejak awal memang tidak dibutuhkan.
- Audio Visual (Art, Animasi, Voice Acting, dll):
Terdapat sinematografi yang baik berupa kombinasi close-up, slow-motion,
dan gerakan kamera yang dinamis untuk membuat momen-momen tertentu
tampak signifikan, namun sayang jumlahnya masih terlalu sedikit untuk
menjadikan anime ini benar-benar istimewa. Meski demikian, kualitas
animasinya sendiri sangat bagus, berada di atas rata-rata anime lain
pada umumnya, maka tanpa bantuan sekalipun, visual di anime ini
sebenarnya sudah lebih dari memuaskan.
- Karakter:
Apakah seorang
Saiteisha sebaiknya memiliki emosi atau tidak? Anime ini ingin
mengajukan pertanyaan tersebut. Namun, barangkali terlebih dahulu dia
mesti bertanya kepada dirinya sendiri, apa yang sebenarnya dia maksud
dengan 'memiliki emosi'. Sebab ketika dia menyebutkan bahwa keadaan awal
seorang Saiteisha adalah tidak memiliki emosi, pada kenyataannya
sebagian dari mereka adalah justru sebaliknya -- Nona akan merasa
jengkel, Ginty selalu marah-marah, dan Quin bersikap ceria. Apakah bagi
anime ini istilah emosi hanya mengacu pada kesedihan, dan selain itu
bukan termasuk di dalamnya? How ... ridiculous! Padahal, jika
dilihat dari tokoh-tokoh tambahan, yaitu para manusia yang datang ke
Quindecim, anime ini seharusnya tahu banyak tentang emosi, dan bahkan
sangat berhati-hati dalam membedakan satu jenis emosi dari yang lainnya,
tetapi entah mengapa, dia seolah tidak mampu menunjukkan kecermatan
yang sama pada tokoh-tokoh yang lebih berpengaruh. Meski di satu sisi
mungkin bisa dipahami bahwa sekelompok orang yang tidak memiliki emosi
memang tidak akan menjadi tontonan yang cukup menarik, dari segi
korelasinya dengan cerita, saat anime ini terus mengajukan pertanyaan di
atas, semakin jelas pula betapa tidak sesuai karakter para tokohnya.
- Overall Score: