- Judul: Classroom☆Crisis
- Judul Alternatif: -
- Tipe: TV (Juli 2015)
- Genre: Sci-Fi; Drama;
- Episode: 13
- Rating: Strong Eroticism (Occasional Nudity)
- Sinopsis:
Di
dalam Akademi Sains dan Teknologi Kirishina, terdapat sebuah kelas unik
yang disebut Departemen Pengembangan Teknologi Lanjutan (Senkou Gijutsu
Kaihatsu-bu) atau disingkat A-TEC. Pada siang hari, mereka melakukan
aktivitas belajar-mengajar sebagaimana guru dan murid lainnya, tetapi
pada malam hari, mereka akan bekerja sebagai pegawai Kirishina
Corporation yang bertugas mengembangkan mesin SWNPR. Ketika mendengar
bahwa seorang murid pindahan yang hendak bergabung dengan mereka
tiba-tiba menjadi korban penyanderaan, Sera Kaito dan para murid A-TEC
memutuskan untuk pergi menyelamatkannya. Mereka semua bergembira saat
mengetahui misi nekad tersebut ternyata berakhir dengan sukses, sampai
kemudian mereka menyadari bahwa si murid pindahan tidak lain adalah
Kiryuu Nagisa, adik dari Presiden Direktur Kirishina Corporation dan
sekaligus pimpinan baru A-TEC yang telah mendapatkan tugas khusus untuk
mengawasi perampingan A-TEC secara bertahap hingga pembubarannya
kemudian dalam beberapa bulan yang akan datang.
Review:
- Cerita (Plot, Storyline, Storytelling, dll):
Kisah
tentang perjuangan kelas khusus A-TEC saat menghadapi krisis karena
akan segera dibubarkan? Atau justru tentang persaingan antara Nagisa
dengan kedua saudaranya? Meskipun judul dan beberapa episode awal
mengindikasikan yang pertama, inti sesungguhnya dari anime ini ternyata
adalah yang belakangan. Bukan masalah yang terlalu besar, sebenarnya,
terutama karena kisah Nagisa tampaknya ditulis dengan perencanaan matang
pada setiap langkah yang dia ambil dalam mengejar ambisinya. Namun,
judul dan awal yang tidak sesuai ini merupakan salah satu contoh
bagaimana anime ini suka membuat ceritanya lebih rumit dari yang
seharusnya, sama seperti ketika dia membuat A-TEC, yang seharusnya hanya
belajar dan membangun roket, tiba-tiba saja memutuskan untuk turun
tangan sendiri menangani kasus penculikan, atau ketika dia mengulas
cukup jauh tentang pemilihan anggota senat, padahal hanya dengan
menyebutkan bahwa ada politik yang terlibat di balik persaingan di
Kirishina semestinya sudah cukup. Dan juga, mengapa A-TEC harus berupa
sebuah kelas di sekolah? Jika yang menjadi masalah adalah cuma
pembubaran mereka, bukankah membatasi mereka hanya sebagai sebuah
departemen di perusahaan Kirishina terasa lebih masuk akal? Jika anime
ini bermaksud mengatakan bahwa mereka dikumpulkan agar apa yang mereka
pelajari di kelas dapat segera diimplementasikan pada malam harinya,
mengapa di antara mereka juga ada yang menjadi akuntan dan PR? Mengapa
mereka harus belajar tentang, misalnya, fisika kuantum? Di satu sisi,
anime ini mungkin berusaha membahas bisnis dan manajemen dari banyak
perspektif, dan hal itu tetap patut dihargai jika memang benar demikian,
tetapi masalahnya, semua informasi tersebut tidak pernah terasa perlu.
Mereka tidak membantu apa-apa dalam mengantarkan kisah Nagisa. Bahkan,
pada akhirnya mereka justru hanya menjadi gangguan yang mengalihkan
perhatian penonton, sehingga akan jauh lebih baik seandainya dihilangkan
saja.
- Audio Visual (Art, Animasi, Voice Acting, dll):
Tidak
ada yang perlu disebutkan secara khusus dari audio visual di anime ini,
namun itu tidak harus berarti hal yang buruk. Karena ceritanya yang
bertema bisnis dan manajemen, barangkali anime ini hanya tidak punya
banyak kesempatan untuk menampilkan animasi yang memukau, dan rasanya
memang sulit untuk membuat dialognya lebih menarik daripada yang sudah
ada, sementara secara keseluruhan, anime ini sebenarnya sudah cukup
memuaskan.
- Tokoh/Karakter:
Karena
anime ini tidak benar-benar bercerita tentang pembubaran A-TEC, yang
ternyata hanya seperti korban tambahan dari persaingan di Kirishina,
Sera Kaito dan semua muridnya seharusnya bukanlah tokoh-tokoh yang
utama. Namun, anime ini justru bersikeras menampilkan mereka sesering
mungkin hingga seolah-olah mereka adalah pusat di mana ceritanya
berputar. Apakah tokoh-tokoh ini menawarkan sesuatu yang lain sehingga
layak mendapatkan porsi tampil sebanyak itu -- komedi, barangkali? ....
Tidak juga. Bahkan jika mereka dimaksudkan untuk menggambarkan jiwa muda
dan inovatif pada A-TEC, yang penting adalah hanya bahwa mereka ada --
bahwa A-TEC memiliki anggota-anggota yang muda, tidak peduli siapapun
mereka. Maka, sesungguhnya tidak pernah ada kebutuhan untuk membicarakan
tokoh-tokoh tersebut secara khusus. Ini cuma merupakan satu lagi contoh
dari kebiasaan buruk anime ini untuk merumitkan hal-hal yang tidak
harus dibuat rumit. Akhirnya, dia malah tidak sempat membahas
tokoh-tokoh lain seperti Kiryuu Kazuhisa yang lebih pantas untuk
diperkenalkan lebih jauh. Anime ini, anehnya, lebih suka menyia-nyiakan
waktu untuk bicara tentang tokoh-tokoh pelengkap (yang sebagian bahkan
tidak pernah dijelaskan secara spesifik pekerjaan apa yang sebenarnya
mereka lakukan) daripada memanfaatkannya untuk tokoh-tokoh yang
sebaliknya memang memberi pengaruh nyata kepada ceritanya.
- Overall Score:
Entah sengaja atau tidak, anime ini membuat fokus ceritanya sendiri menjadi kabur. Karena membahas semua subplot,
termasuk kisah tentang A-TEC, jauh lebih banyak daripada yang
semestinya, kisah utama tentang ambisi Nagisa untuk membalas dendam pun
akhirnya terdorong ke belakang, menyusut hingga hanya bagaikan satu
lagi subplot yang tidak disampaikan secara lengkap. Animasinya
mungkin masih cukup memuaskan, namun ada kesan tidak tuntas yang
senantiasa membayangi anime ini -- suatu kekosongan yang dibiarkan tidak
terisi. Nilai 7 dari 10 (Unfocused story)