- Judul: ブブã‚・ブラン゠(Bubuki/Buranki) Cours 1
- Judul Alternatif: BBK/BRNK;
- Tipe: TV (Januari 2016)
- Genre: Super Powers; Action;
- Episode: 12
- Rating: Mild Violence and Mild Eroticism (Partial Nudity)
- Sinopsis:
Kazuki
Azuma dan keluarganya hidup dengan damai bersama makhluk-makhluk
raksasa yang disebut Buranki di pulau melayang Takarajima. Namun ketika
saudarinya, Kaoruko tanpa sengaja membangkitkan para Buranki, ibunya
lalu segera mengirim mereka turun ke permukaan bumi bersama Buranki Oubu
miliknya. Sejak saat itu, Azuma selalu berusaha untuk sekali lagi
bertemu dengan ibunya, dan sepuluh tahun kemudian, setelah lama tinggal
di luar negeri, dia akhirnya pulang ke Jepang untuk mencari Oubu agar
bisa kembali naik ke Takarajima. Azuma lalu dibantu oleh Asabuki Kogane,
Nono Hiiragi, Ougi Kinoa, dan Taneome Shizuru yang juga ingin memakai
Oubu untuk melawan Banryuu Reoko dan Buranki Entei yang mengejar mereka
karena menggunakan Bubuki, yaitu senjata-senjata yang tampaknya memiliki
pikiran sendiri. Pada awalnya tujuan mereka berbeda, tetapi setelah
Bubuki milik Azuma juga bangkit, dia menyadari bahwa mereka harus
bekerja sama untuk dapat mengendalikan Oubu.
Review:
- Cerita (Plot, Storyline, Storytelling, dll):
Azuma
berusaha untuk kembali ke Takarajima untuk bertemu dengan ibunya --
bagian cerita yang ini cukup jelas dan dapat segera dipahami oleh
siapapun. Namun, ketika anime ini coba bercerita tentang Bubuki dan
Buranki, dia menyisakan begitu banyak lubang yang patut dipertanyakan.
Pertama-tama, apa sesungguhnya Buranki itu? Bukan tentang asal-usul atau
kemampuannya, tetapi apakah mereka bahkan suatu makhluk dengan pikiran
sendiri? Sebab bukankah setiap Bubuki tampaknya juga memiliki pikiran
mereka masing-masing? Apakah itu berarti bahwa Buranki adalah suatu
makhluk, tetapi setelah terpecah sebagai Bubuki, dia akan langsung
berubah menjadi lima makhluk berbeda? Atau apakah Buranki sejak awal
memang bukan makhluk, melainkan hanya gabungan dari Bubuki? Tapi
bukankah ketika turun ke permukaan para Buranki seperti tetap punya
tujuan tertentu yang ingin diselesaikan? .... Lalu bagaimana sebenarnya
Buranki berubah menjadi Bubuki? Jika seharusnya ada lima Bubuki (satu
Jantung, dua Kaki, dan dua Tangan) yang berasal dari satu Buranki,
mengapa hanya ada sedikit pengguna Jantung ketika terdapat banyak
pengguna Kaki atau Tangan? Ke mana semua Jantung yang seharusnya
bertebaran di muka bumi? Apakah ini cuma berarti bahwa hanya sedikit
orang yang terpilih oleh Jantung untuk menjadi penggunanya? Mengapa?
.... Dan bagaimana sebenarnya seseorang menjadi pengguna Bubuki? Jika
Bubuki seharusnya memilih sendiri orang-orang yang akan menjadi
penggunanya, mengapa para tokoh di anime ini bisa merebut Bubuki dari
orang lain? Bukankah Bubuki yang kehilangan penggunanya hanya akan
membeku, seperti yang diperlihatkan Horino di tempat persembunyiannya?
Apakah perebutan itu harus melalui Bubukisen atau Perang Bubuki? Tapi
bukankah, daripada direbut oleh pihak yang menang, Bubuki yang kalah di
Bubukisen langsung tidak dapat digunakan lagi? .... Dan bagaimana
sebenarnya sistem Bubukisen itu muncul? Jika manusia hanya meminjam
kekuatan dari Bubuki, bagaimana kemudian mereka mampu membuat sistem
yang membatasi Bubuki mana yang boleh saling bertarung? Atau apakah itu
berarti bahwa Bubukisen dibuat sendiri oleh Bubuki? Tapi mengapa mereka
sampai membuat sistem seperti itu?
....
Phew ... begitu banyak pertanyaan, dan masih banyak lagi yang belum
sempat disebutkan .... Barangkali suatu saat nanti, akan ada jawaban
untuk semua pertanyaan di atas, tetapi jika melihat bagaimana sangat
banyak hal yang tidak bersesuaian, besar kemungkinan jawaban-jawaban
tersebut tidak akan memuaskan. Berdasarkan kecenderungan anime ini yang
tidak segan akan menambahkan begitu saja kemampuan baru pada para tokoh
atau pada Bubuki dan Buranki untuk menjelaskan beberapa rincian dalam
cerita -- misalnya, tiba-tiba saja ada seseorang yang bisa menonaktifkan
Bubuki -- bisa diperkirakan anime ini akan terus melakukan yang sama.
Oleh karena itu, lupakan semua pertanyaan tadi. Meski dia berusaha
terkesan memiliki cerita yang kompleks dan sangat dalam, nilai anime ini
sesungguhnya tidak pernah lebih dari apa yang tampak di permukaan,
yaitu pertarungan antara para pengguna Bubuki. Dia bahkan tidak peduli
bagaimana pertarungan itu terjadi, sehingga para tokohnya bisa mendadak
muncul kapan saja, di mana saja, dan bagaimanapun caranya hanya agar
mereka dapat bertemu dan mulai bertarung. Ya, anime ini sebenarnya
sangat sederhana, maka seharusnya dia tidak memaksakan diri untuk
terlihat lebih rumit dan justru menjadikan ceritanya begitu lemah dan
rapuh.
- Audio Visual (Animasi, Dialog, Voice-Acting, dll):
Anime
ini mampu memperlihatkan dengan tepat kedahsyatan dari kekuatan
Buranki, yang kemudian menjadikan pertarungan mereka pun terasa seru.
Namun, jumlah pertarungan antar Buranki sangat sedikit, sedangkan anime
ini tidak pernah berhasil menyajikan dengan baik adegan pertarungan
antar pengguna Bubuki yang justru muncul jauh lebih sering. Karena
berhenti setiap kali para tokohnya menyelesaikan satu gerakan, dan
dengan sudut gambar yang lebih banyak menampakkan mereka hanya dari
samping, anime ini terasa hampir cuma seperti slideshow dari serangkaian still photo, atau bahkan terkadang bagaikan semacam puppet show,
tetapi bukan sebuah animasi sebagaimana yang semestinya. Meski mungkin
masih akan terdapat beberapa momen yang dapat memukau penonton, secara
umum, visual anime ini tidak cukup bagus.
- Tokoh/Karakter:
Memiliki
hati yang teguh, bertekad menyelamatkan semua orang yang sedang
mengalami kesulitan, dan tidak gentar bahkan di hadapan kematian
sekalipun -- daripada sebagai karakter dalam sebuah cerita, mungkin
lebih tepat jika dikatakan bahwa Azuma adalah model dari seorang
pahlawan yang sempurna. Anime ini tampaknya tidak pernah bermaksud
memperkenalkan apapun tentang Azuma selain kesempurnaannya, sebab semua
yang terjadi pada Azuma terkesan hanya bagaikan ajang untuk menunjukkan
betapa sempurna dirinya yang selalu bereaksi tanpa ada keraguan atau
gangguan emosi. Maka meski diancam dengan pistol tepat di depan
wajahnya, dia justru akan menatap balik dengan tajam tanpa rasa takut
sedikit pun, dan walaupun sedang terburu-buru ingin kembali bertemu
dengan ibunya, dia tidak lupa untuk singgah menyelamatkan kota yang
berada dalam bahaya. Dari mana semua keberanian itu datang? Bukankah
sebelumnya dia adalah anak laki-laki yang penakut? Tidak ada tanda-tanda
bahwa anime ini akan menjelaskannya. Kekuatan Azuma memang
diperlihatkan tumbuh secara bertahap, namun sama sekali tidak ada proses
perkembangan pada karakternya sebagai seorang individu. Dan dengan
tokoh utamanya laksana patung yang sudah dicetak langsung jadi sejak
awal, anime ini akan terasa membosankan dengan sangat cepat.
Terlebih
lagi, para tokoh yang lain tidak menawarkan alternatif untuk setidaknya
mengalihkan perhatian penonton dari Azuma. Bahwa masing-masing mereka
memiliki masalah pribadi sesungguhnya merupakan hal yang bagus, tetapi
ternyata kemudian semua masalah tersebut menjadi terlalu pribadi. Kisah
mereka hanya bermula ketika tokoh-tokoh tertentu bertemu, seperti Kogane
dengan Matobai atau Kinoa dengan Arabashiri, namun tatkala tidak sedang
bertemu, kisah mereka pun akan seketika berakhir. Hal-hal yang
seharusnya mengganggu pikiran mereka tidak memberi mereka motivasi alami
untuk ikut terlibat di dalam cerita, ataupun setidaknya meninggalkan
jejak pada sikap mereka untuk selanjutnya mempengaruhi jalan cerita.
Dengan kata lain, para tokoh ini benar-benar tidak punya fungsi kecuali
untuk menunjukkan bahwa terdapat sangat banyak pengguna Bubuki di
sekeliling Azuma, dan mungkin yang paling buruk dari semuanya, anime ini
kelihatannya masih akan terus menambahkan tokoh yang juga tidak berarti
apa-apa. Saat dia tampak seperti lebih mementingkan jumlah daripada
kualitas, membanjiri dirinya hanya dengan kehampaan yang tanpa batas,
anime ini menjemukan bagaikan padang pasir yang terus membentang semakin
luas.
- Overall Score:
sOURCE :AOICasket