- Judul: 僕のヒーローアカデミア (Boku no Hero Academia)
- Judul Alternatif: My Hero Academia;
- Tipe: TV (April 2016)
- Genre: Action; Super Powers; Comedy;
- Episode: 13
- Rating: Mild Violence and Mild Eroticism (Partial Nudity)
- Sinopsis:
Ketika
semua orang dipastikan lahir dengan suatu Kosei atau kekuatan super,
Midoriya Izuku ternyata merupakan pengecualian sebagai satu-satunya yang
tidak memiliki Kosei seperti apapun. Namun hal tersebut tidak pernah
menyurutkan tekad Izuku mengejar impian untuk menjadi seorang Hero, dan
setelah pada suatu hari dia menerima Kosei All For One dari All Might
yang dia kagumi, Izuku akhirnya dapat mulai mengambil langkah pertama
pada jalan panjang menuju impiannya dengan mengikuti ujian masuk di SMA
Yuuei (UA), sekolah bagi para calon Hero.
Review:
- Cerita (Plot, Storyline, Storytelling, dll):
Kisah zero-to-hero Izuku
yang hendak disampaikan anime ini tampak sangat meragukan. Dia
bermaksud membuat penonton merasa terharu, tetapi sulit untuk percaya
bahwa perjalanannya dari dasar terendah hingga ke puncak tertinggi
benar-benar sedang terjadi. Salah satu penyebabnya adalah karena insiden
pertama yang mengawali perjalanan tersebut, yaitu saat ketika Izuku
menunjukkan keberanian untuk menolong orang lain sehingga kemudian
meyakinkan All Might untuk memberinya Kosei, terasa sangat dipaksakan.
Bagaimana bisa anime ini berharap meyakinkan penonton bahwa Izuku
berlari dari jarak seratus meter, melewati para Hero yang sedang
bertarung, dan langsung menerjang Villain yang sedang mengamuk --
semuanya itu hanya berdasarkan insting? Ya, Izuku memang menunjukkan
keberaniannya, namun situasi itu bukanlah situasi yang tepat dan masuk
akal untuk mendorong keberanian seseorang muncul secara alami. Dia tidak
seharusnya melakukan apa yang dia lakukan, maka All Might tidak
seharusnya merasa tersentuh oleh tindakannya, dan kisah Izuku pun
seharusnya tidak pernah terjadi. Alasan lain adalah karena pengetahuan
Izuku dalam menyusun strategi ketika bertarung seringkali terlalu
dilebih-lebihkan. Anime ini berniat mengesankan bahwa meski telah
memiliki Kosei, Izuku tetap berjuang dengan usahanya sendiri, tetapi
dari mana sebenarnya semua pengetahuan itu berasal? Hanya dengan
mengamati para Hero dan membuat catatan tentang mereka? Mungkin berbeda
seandainya Izuku punya banyak pengalaman bertarung sehingga dia akan
mempunyai sudut pandang seorang petarung, tetapi apa yang bisa
dipelajari seorang anak yang cuma mengagumi para Hero, terutama ketika
para Hero tersebut juga pada dasarnya hanya selalu bertarung menggunakan
Kosei mereka dan bukan dengan teknik bertarung tertentu? Daripada
berjuang sendiri, Izuku justru lebih cenderung tampak senantiasa
'dibantu' oleh anime ini, dan tidak ada yang mengharukan dari kisah
seseorang yang menjadi juara hanya karena mendapatkan 'bantuan'.
- Audio Visual (Animasi, Dialog, Voice-Acting, dll):
Secara
umum, animasi yang ditampilkan selalu bagus, sehingga adegan
pertarungannya pun tampak seru. Namun, dalam hubungannya dengan bagian
cerita, anime ini seringkali memperlihatkan reaksi Izuku dengan terlalu
dramatis, baik dari segi visual maupun dalam hal voice-acting.
Barangkali melalui dramatisasi tersebut, anime ini bermaksud menjadikan
ceritanya lebih menyentuh, tetapi efek yang dia hasilkan adalah justru
sebaliknya. Emosi Izuku malah terlihat sangat tidak tulus, yang pada
akhirnya juga ikut menyebabkan kisahnya terkesan semakin tidak nyata.
- Tokoh/Karakter:
Mengapa
Izuku begitu bersikeras ingin menjadi Hero? Mengetahui bahwa dirinya
tidak memiliki sedikit pun Kosei sebagaimana semua orang di seluruh
dunia, terlebih apabila Kosei merupakan elemen penting untuk bisa
mewujudkan impiannya, seharusnya sudah cukup untuk membuat siapapun
depresi, tetapi apa yang mendorong Izuku tetap percaya bahwa dia bisa
menjadi Hero bahkan bertahun-tahun setelah dia menyadari
keterbatasannya? Dengan besarnya rintangan yang dia hadapi, sekadar
kekaguman Izuku sejak kecil kepada All Might terasa tidak cukup kuat
sebagai sebuah motivasi, sehingga, sekali lagi, dia seolah hanya
dipaksakan untuk memiliki motivasi tersebut. Padahal kegigihan
seharusnya menjadi ciri khas terbesar yang mendefinisikan karakter
Izuku, tetapi kurangnya penjelasan atas dasar dan sumber kegigihan itu
akhirnya justru menyebabkan Izuku terlihat dangkal dan tidak pernah bisa
sepenuhnya dipahami oleh penonton, yang selanjutnya juga mengakibatkan
kisahnya tidak akan pernah berhasil menyentuh hati atau memberi
inspirasi kepada siapapun.
Namun
syukurlah, meski baru dimunculkan belakangan, anime ini masih memiliki
tokoh-tokoh lain yang mampu menyajikan komedi secara efektif, apakah itu
melalui kepribadian mereka yang unik, seperti Aoyama Yuuga yang selalu
berusaha menarik perhatian, ataukah melalui Kosei mereka yang aneh,
seperti Kaminari Denki yang akan korsleting sejenak setelah menggunakan
kekuatan listriknya. Kisah Izuku mungkin lebih sering terasa hambar
tanpa emosi yang nyata, tetapi setidaknya para tokoh ini akan tetap
menjadikan beberapa episode menghibur dengan kejenakaan yang murni.
- Overall Score:
Everyone loves an underdog story. Siapa
yang tidak senang menyaksikan seseorang, yang sebelumnya sama sekali
tidak diperhitungkan, tiba-tiba meruntuhkan segala prasangka dan
mendobrak semua prediksi, lalu meraih kesuksesan dengan menjadi yang
terbaik? Izuku dimaksudkan mengambil posisi sebagai seseorang tersebut,
tetapi sayangnya, kisahnya tidak akan memberi anda emosi atau inspirasi
seperti yang diharapkan, sebab meski dia memang mulai dari bawah,
perjalanannya menuju puncak terkesan terlalu dibuat-buat dengan
insiden-insiden yang dipaksakan terjadi, reaksi Izuku yang ditampilkan
secara berlebihan, dan juga motivasi pribadinya yang lemah. Namun,
paling tidak, para tokoh lain sesekali masih menyajikan adegan
pertarungan yang seru dan komedi yang cukup efektif, maka selama dia
tidak sedang bercerita tentang Izuku, anime ini tetap bisa dinikmati.
Skor 7 dari 10 (Emotionless story)