BAGIAN DUA - LOV


(BAGIAN KEDUA)
SESEORANG YANG TAK TERDUGA
 
Hampir tiga hari yuri mencari apa yang membuat hiro menganggap bahwa mereka berdua tak jauh beda. Ia mencoba untuk mencari tahu dengan bertanya teman SD,  SMP hiro, mengujungi rumah hiro secara diam-diam dan bertanya dengan tetangga maupun guru di sekolahnya dan akhirnya semua yang dilakukannya hanya memberikan sedikit petunjuk. Selama tiga hari itu juga, yuri dan hiro memang sudah tidak saling bicara.
Naomi yang sedang berbicara dengan wali kelasnya terkejut melihat yuri yang datang terlambat, karena baru kali ini ia melihat yuri datang terlambat dengan wajah kurang istirahat.
“Apa yang terjadi denganmu?”
“Tidak ada.” Yuri masih berusaha mengatur nafasnya.

Aku ingin kalian berkumpul di ruang klub
sepulang sekolah nanti.

Naomi memberikan catatan kecil itu kepada hiro, yato dan juga yuri. Mereka bertiga pun menyetujui untuk berkumpul.
Saat makan siang pun baik hiro ataupun yuri belum saling bicara, naomi dan yato yang melihatnya pun menjadi bertanya-tanya.
“Apa yang terjadi diantara kau dan hiro?”
“Tidak terjadi apapun.”
“Benarkah?”
“Iya.”
Naomi melihat kearah yato dan menggelengkan kepalanya. Yato pun langsung duduk disamping hiro. “Hey si muka dingin, apa yang terjadi antara kau dan yuri? Apakah kemarin terjadi hal yang tak terduga?”
“Apakah wajahku seperti wajah orang yang cuma bisa menimbulkan masalah?” hiro meninggalkan yato dan pergi meninggalkan kelas. Yuri tampak sedikit melirik ke arah hiro.
“Berarti yang tidak masuk hari ini Cuma takishima hiro. Baiklah, sekian pelajaran hari ini. Hati-hati dijalan.” Kata pak jun yang mengakhiri pelajaran hari ini.
“Kemana perginya hiro?”
“Entahlah, tidak biasanya dia seperti ini.”
“Hm .. iya.” yuri membuang wajahnya dan pergi meninggalkan kelas.
Naomi berlari mengejar yuri. “Ingat, hari ini kita akan berkumpul di ruang klub.”
Hiro memandang langit dengan tatapan kosong, pikirannya entah ada dimana sekarang. Dirasakannya angin dingin yang berhembus. Rasa ingin menangis, tapi ia tidak tahu alasananya. Rasa ingin marah, tapi ia tak tahu pada siapa. Rasa ingin bahagia, tapi ia tak tahu kenapa. Semua rasa bercampur aduk, ia mencoba menikmati udara hangat di bulan april, tapi ia merasa tak mampu. “sebelas bulan lagi, ya?”

“Apa dia akan datang?” naomi mulai cemas, jam sudah menunjukkan pukul 4 sore.
“Tentu saja, dia tidak pernah mengecewakan teman-temannya.”
“Hiro agak sedikit aneh dalam beberapa hari ini, yuri?!?”
Yuri menutup bukunya dan melihat kearah naomi.
“Apa yang sebenarnya terjadi?”
“Tidak ada.”
“Bohong.” naomi menarik kursi yang ada disamping yuri.
“Untuk apa aku berbohong? Lagipula ini tidak ada urusannya dengan kalian.” jawab yuri.
Yato berdiri dan memukul meja, ia masih tidak puas dengan jawaban yuri. “Aku sudah muak dengan pertengkaran kalian. Apa yang sebenarnya terja--.”
Hiro membuka pintu, memecahkan ketegangan yang ada di ruang klub. Ia menarik kursi dan meletakkan tas serta kantong plastik di atas meja. “Kenapa wajah kalian? Terlalu tegang, tidak seperti biasanya.”
Yato kembali duduk.
“Seperti ini ya, aku dan yuri memang biasa kan seperti ini. Jadi aku rasa, kami berdua dalam keadaan baik-baik saja dan tidak ada kata pertengkaran diantara kami.”
“Tapi hiro –“
“Naomi, lebih baik kita bahas apa yang akan kita bahas. Kita tutup saja perbincangan ini.” hiro meletakkan teh kotak yang ia beli didepan naomi. Naomi mengangguk dan kembali duduk. Yuri hanya melirik ke arah mereka berdua.
“Baiklah, saya akan menjelaskan alasan kita berkumpul hari ini.” naomi mengeluarkan buku catatannya dan beberapa buku lainnya.
“Terkait dengan artikel yang akan kita bahas kemarin .. aku menemukan buku yang mungkin berkaitan dengan penjelasan tentang ledakan – ledakan yang sudah terjadi.”
Yuri memperhatikan buku-buku yang naomi letakkan di atas meja.
“Dimana kau mendapatkan buku ini?”
“Aku menemukannya di bekas ruang kerja ayahku. Tertumpuk di buku-buku lamanya.”
Hiro mulai serius dengan rapat kali ini. “Ishi Rei, kah?”
“Bagaimana bisa kau tahu nama ayahku?”
“Aku hanya menebaknya saja.” hiro memalingkan wajahnya dan mendapati yuri sedang memperhatikannya.
“Ada apa, nona? Kau memperhatikanku dari tadi? Apa kau mulai jatuh cinta padaku?” hiro menggoda yuri.
“Maaf saja, aku tak tertarik dengan laki-laki yang mencoba mengusik masa lalu orang lain.”
Hiro hanya tersenyum mendengar ucapan yuri.

“Hiro, kenapa kau bisa tahu dengan ayahku?” tanya naomi yang semakin penasaran.
“Aku hanya menebaknya,”
“Tidak mungkin kau hanya menebaknya, pada saat itu juga kau menjelaskan tentang ayahku dan kau bilang hanya sekedar menebaknya saja. Jangan bercanda!!” kemarahan yuri meluap, ia membentak hiro dan mengagetkan yang lainnya. Ia tampak sangat kesal, apa yang ia cari tentang hiro tidak ditemukan, bagaimana pun caranya. Sedangkan hiro, sangat mudah menebak tentang keluarga orang lain.
“Dari ucapanmu ini, apa kau sedang mencari tentang keluargaku?”
Yuri mengangkat wajahnya.
“Hahaha .. aku tidak percaya ini. Kenapa kau begitu repot mencari tahu tentang keluargaku, sedangkan aku ada satu kelas dan satu klub denganmu?”
“Dan kau masih bisa tertawa dan tidak menanggapi ucapanku dengan serius?” yuri terduduk mendengar perkataan hiro.
“Memang benar aku masih bisa tertawa. Karena bagiku, bersedih danmerasa berduka tak ada gunanya. Terlalu menanggapnya dengan serius pun tidak baik untuk kesehatan. Bisa-bisa aku yang masih muda ini terkena penyakit jantung karena menanggapinya dengan serius.”
“Lalu, bisa kau jelaskan tentang bagaimana kau tahu nama ayah naomi? Beliau juga sudah lama menghilang, benarkan naomi?”
Naomi mengangguk.
“Pagi itu, aku sedang bahagia bersama istri dan juga anak perempuanku, sunguh tenang bersama dengan musim dingin yang hampir selesai. Cuaca tidak begitu buruk pagi ini, namun juga tak begitu baik. Bagaimana kabar mereka setelah hari itu, hampir 1 tahun berlalu, namun luka masih tak bisa disembuhkan ... “

“Itu kan ...?” naomi terbelalak mendengar ucapan hiro.
“.. beberapa hari sebelum itu, aku mencoba memberanikan diri mendatangi lokasi bersama dengan senior – seniorku. Mencoba mencocokkan bukti yang ada, namun hebatnya pemerintah, ia mencium adanya bau busuk disekitar masyarakat. Mencari tahu siapa yang akan menjadi mayat selanjutnya, namun sayang, sungguh disayang. Salju yang turun pada hari itu, adalah salju terakhir bagi penduduk Sado, Niigata.”
“Hiro ... “



Share:
Designed by OddThemes | Distributed by Blogger Themes