- Judul: ブラック・ブレット (Black Bullet)
- Judul Alternatif: Kuro no Juudan;
- Tipe: TV (April 2014)
- Genre: Action; Sci-Fi;
- Episode: 13
- Rating: Strong Violence (Bloody Scenes) and Strong Eroticism (Occasional Nudity)
- Sinopsis:
Pada
tahun 2021, umat manusia berada di ambang kepunahan ketika mereka
mendadak diserang oleh makhluk misterius mirip serangga yang disebut
Gastrea. Makhluk-makhluk ini tidak hanya membunuh orang-orang, tetapi
juga menyebarkan virus yang akan mengubah mereka juga menjadi Gastrea.
Ketika pada umumnya perubahan tersebut akan terjadi seketika, untuk
kasus-kasus penyebaran dari ibu hamil ke bayinya, gadis yang dilahirkan
kemudian akan menjadi Anak-anak Terkutuk, yang perubahannya ke Gastrea
berjalan sangat lambat meski sudah menunjukkan ciri-ciri khas Gastrea
seperti kemampuan regenerasi yang cepat dan kekuatan fisik yang luar
biasa. Banyak dari gadis-gadis ini dilarang bahkan tinggal di dalam
kota, tetapi karena pada saat yang sama mereka juga diakui sebagai
senjata paling efektif melawan Gastrea, beberapa gadis seperti Aihara
Enju akhirnya menjadi Initiator yang diizinkan hidup bersama warga lain
selama mereka diasuh oleh seorang Promotor seperti Satomi Rentarou.
Sepuluh tahun berlalu, umat manusia berhasil bertahan hidup dengan membangun di sekeliling mereka monolith raksasa
dari logam hitam yang disebut Varanium, satu-satunya material yang
mampu menghentikan serangan Gastrea. Namun, sesekali tetap ada Gastrea
yang menyusup masuk, maka sebuah profesi baru bernama Minkan Keibi
(Petugas Keamanan Sipil) yang bertugas membasmi Gastrea pun muncul.
Bersama Enju di sampingnya dan bersenjatakan peluru hitam Varanium, kini
Rentarou melindungi Tokyo sebagai petugas dari Tendou Minkan
Keibi-gaisha.
Review:
- Cerita (Plot, Storyline, Storytelling, dll):
Dengan
Rentarou tidak punya ambisi atau tujuan selain untuk hidup damai, kisah
pribadinya mungkin tidak terlihat menarik untuk diikuti. Namun sebagai
gantinya, setting anime ini menjanjikan banyak apabila dipelajari
dan dijelajahi. Mulai dari ancaman Gastrea yang konstan hingga
diskriminasi terhadap Anak-anak Terkutuk, anime ini memiliki begitu
banyak sisi, yang masing-masing tidak hanya memberi pengaruh tersendiri
kepada jalan cerita dan karakter para tokoh, tetapi semuanya juga saling
terhubung dalam hubungan sebab-akibat, sehingga setting tersebut
terasa benar-benar sebagai sebuah situasi yang nyata. Dengan kata lain,
anime ini bukan cuma tentang perseteruan antara manusia dan Gastrea,
melainkan juga tentang hubungan antar manusia yang lahir karenanya. Hal
ini selanjutnya menjadikan nilai moral di dalam anime ini seolah berada
pada wilayah abu-abu. Apakah Anak-anak Terkutuk adalah Gastrea atau
bukan? Jika orang-orang yang sudah terinfeksi suatu saat bisa berubah
menjadi Gastrea, apakah rasa takut terhadap Anak-anak tersebut bisa
dibenarkan atau tidak? Penonton mungkin bisa menentukan satu pilihan,
tetapi itu tidak secara otomatis berarti bahwa pilihan yang lain keliru.
Meski bersedih atas tragedi yang menimpa Anak-anak Terkutuk, sulit
untuk begitu saja menyalahkan siapapun, sebab semua pihak hanyalah
korban dari situasi. Dengan kemampuan untuk mengajak penonton selalu
bimbang dan berpikir, anime ini tidak pernah terasa membosankan.
Lebih jauh, berkat setting yang
terlihat nyata, misteri-misteri yang tersembunyi di dalamnya pun terasa
pantas untuk ditelusuri. Apa rahasia di balik kemunculan Gastrea? Apa
yang ada di masa lalu Rentarou dan Kisara? Memang banyak hal yang belum
dijelaskan dalam serial kali ini sehingga masih tampak seolah
mengambang, tetapi jika mempertimbangkan bagaimana anime ini membangun setting dengan
begitu cermat, kemungkinan besar kekurangan ini cuma merupakan
informasi tertunda yang tinggal menunggu waktu yang paling tepat untuk
diungkapkan. Maka meski saat ini belum bisa diketahui, pasti ada jawaban
untuk setiap pertanyaan.
- Audio Visual (Art, Animasi, Voice Acting, dll):
Anime
ini mungkin tidak akan diingat karena visual yang memukau, tetapi itu
hanya karena dia tidak punya banyak kesempatan untuk menonjolkan diri
melalui bagian ini. Dengan cerita yang lebih banyak berkisar tentang
hubungan antar manusia daripada sekadar pertempuran manusia melawan
monster, sekitar setengah dari anime ini merupakan adegan-adegan yang
tidak berisi apa-apa kecuali dialog serius. Namun hebatnya, halangan
tersebut tidak kemudian menjadikan anime ini mengabaikan kualitas
visualnya. Pada momen-momen yang lebih tenang, perhatian terhadap detil
tetap tinggi, dan ketika memasuki adegan aksi, dia lalu memastikan momen
itu akan tampil menegangkan. Meski tidak bisa menjadi hidangan utama,
berkat penyajian yang senantiasa memuaskan, bagian visualnya merupakan
pendukung sempurna yang semakin menjadikan anime ini terasa lengkap.
- Karakter:
Rentarou
punya rasa belas kasihan, sebagaimana yang dia tunjukkan melalui
kepedulian terhadap para Anak-anak Terkutuk dan dengan tidak mencabut
nyawa lawan-lawannya, tetapi pada saat yang sama, dia juga memiliki sisi
yang tidak ragu untuk melakukan kekerasan semisal menusukkan pedang ke
bahu atau menembak putus jari seseorang. Karakter yang sekilas tampak
kontradiktif ini menjadikan Rentarou terasa begitu unik di dalam dunia
anime -- dia baik hati namun tidak suci, tegas namun tidak brutal. Dia
bukan pula sekadar pembela kebenaran yang menghabisi semua
lawan-lawannya, melainkan benar-benar hanya seperti seorang pemuda yang
terjebak situasi, yang berharap semua orang bisa hidup damai tetapi
sadar bahwa sesekali mesti bersikap keras. Alhasil, Rentarou tampak
lebih manusiawi, dalam artian bahwa karakternya seolah lahir secara
alami dan bukan direkayasa dengan sengaja demi mencapai suatu tujuan
atau menyampaikan pesan tertentu. Dia adalah contoh yang masuk akal atas
seorang pemuda biasa yang terpaksa hidup di dunia dan pada masa yang
kejam, yang selanjutnya sekali lagi menyebabkan setting anime ini terkesan begitu nyata.
- Overall Score: