GOLDEN TIME

- Judul: ゴールデンタイム (Golden Time)
- Judul Alternatif: -
- Tipe: TV (Oktober 2013)
- Genre: Romance; Comedy;
- Episode: 24
- Rating: Mild Eroticism (Partial Nudity)
- Sinopsis:
Tepat setelah lulus sekolah, Tada Banri mengalami kecelakaan dan kehilangan seluruh ingatannya. Keluarga dan teman-temannya bersedih, tetapi ternyata Banri sendiri bisa menerima kenyataan tersebut dengan segera. Maka dengan pindah ke Tokyo dan sambil kuliah di Universitas Fukurai, dia pun kemudian berniat memulai kehidupan baru. Pada awalnya semua berjalan lancar. Selain menemukan teman-teman baru, dia bahkan juga berpacaran dengan Kaga Kouko yang balas mencintainya sepenuh hati. Namun ketika sadar bahwa kakak kelasnya, Hayashida Nana atau Rinda adalah seseorang yang sudah dia kenal sejak kecil, ingatan masa lalu Banri mendadak berontak ingin kembali.

Review:

- Cerita (Plot, Storyline, Storytelling, dll):
Secara garis besar, anime ini sebenarnya merupakan sebuah kisah romantis yang disusun dengan cukup baik. Bagian komedinya mungkin bukan yang paling efektif, tetapi hubungan romantis di antara para tokohnya dibangun dalam tahapan-tahapan sehingga terasa bagai terjadi secara alami. Dan masalah-masalah yang mereka hadapi di setiap tahapan juga lumayan unik, tampaknya disesuaikan secara hati-hati dengan status mereka sebagai mahasiswa baru. Sayangnya, semua hal tersebut hanya ditemukan pada pertengahan awal cerita, sedangkan pada pertengahan akhir, anime ini ternyata kemudian cenderung terlalu dramatis. Amnesia Banri adalah contoh yang paling jelas. Jika anime ini cuma bermaksud memberi Banri pilihan antara masa lalu dan masa sekarang, bukankah kepindahannya ke Tokyo dan mulai belajar di universitas bagaikan langkah baru di dalam kehidupan Banri yang sudah cukup untuk menjadi pemisah keduanya? Dengan kata lain, penonton tentu mampu dengan segera memahami bahwa kini terdapat dua masa yang berbeda di dalam benak Banri, maka amnesia tersebut terasa seperti penegasan yang tidak perlu, terlebih ketika anime ini kemudian masih terus membesar-besarkannya sampai akhirnya bernuansa supranatural. Daripada diperlakukan sebagai masalah psikis, penyakit amnesia justru digambarkan laksana sebuah pedang gaib yang membelah jiwa Banri menjadi dua individu terpisah. Dalam hal penulisan cerita, anime ini tetap merupakan kisah romantis yang bagus, namun akibat dramatisasi yang terlalu berlebihan, sebagian besar emosi yang hendak disampaikan pada akhirnya terkesan palsu.

- Audio Visual (Art, Animasi, Voice Acting, dll):
Menggerakkan bahkan para tokoh figuran yang ada di latar, atau mengubah-ubah fokus kamera untuk memberi sensasi perbedaan jarak -- perhatian anime ini terhadap hal-hal yang mendetil adalah upaya yang patut dihargai. Hanya saja, kualitas animasinya sendiri masih berada di level standar jika bukan di bawah rata-rata. Apakah hal ini berpengaruh pada ceritanya? Mungkin saja. Sebab meski visual anime ini sudah cukup memuaskan pada bagian yang romantis, seharusnya dia bisa berbuat jauh lebih banyak untuk bagian komedi, dan barangkali komedi adalah elemen yang kurang dimanfaatkan yang anime ini paling butuhkan demi menyeimbangkan dramatisasi berlebihan di dalam ceritanya.

- Karakter:
Daripada sebagai kepingan ingatan dari dua masa berbeda, Banri di masa lalu (alias Banri lama) dan Banri di masa sekarang (Banri baru) justru lebih mirip dua individu terpisah yang kebetulan berada di dalam satu tubuh yang sama. .... Anehnya, meski secara logika hal ini terdengar konyol, jika mereka memang dianggap sebagai dua individu, penggambaran karakter masing-masing terbilang cukup baik. Bagaimana dua ingatan sampai bisa bertengkar memang membingungkan, tetapi tidak demikian dengan pertanyaan mengapa mereka melakukannya. Alasan Banri lama untuk kembali ke masa lalu terasa sederhana namun sangat jelas, sementara di sisi lain, kegigihan Banri baru untuk menolak masa lalu tersebut pun mudah dipahami. Penggambaran yang cermat seperti ini kemudian juga meluas ke tokoh-tokoh lain di sekeliling Banri. Tidak semua dari mereka memiliki peran yang lebih signifikan di dalam cerita kecuali sebagai seorang teman -- Mitsuo dan Nijigen-kun, contohnya -- tetapi paling tidak, dalam usaha memperlihatkan sebuah kelompok yang terdiri atas beberapa karakter berbeda, anime ini sudah berhasil menciptakannya.

- Overall Score:
Kalau harus memilih, apakah anda lebih suka kembali ke masa lalu, ataukah justru melupakan segalanya dan hidup hanya di masa sekarang? .... Sebuah pertanyaan yang menarik, tetapi sayangnya, anime ini tidak mengajukannya dengan benar. Bukan hanya bahwa keseluruhan masalah amnesianya terasa sebagai hal yang tidak perlu, cara anime ini dalam menggambarkan dilema Banri yang terlalu dramatis juga menyebabkan emosi yang semestinya mengundang simpati pada akhirnya terkesan sangat dipaksakan. Jika anda sekadar mencari kisah romantis yang khas bagi para mahasiswa baru, anime ini merupakan contoh yang baik, namun secara umum, romantisme yang dia tawarkan masih terlalu hambar. Nilai 7,5 dari 10 (Overdramatic)

Share:
Designed by OddThemes | Distributed by Blogger Themes